Laporan Praktikum
Fisika : Getaran Selaras
Menentukan Konstanta Pegas
Disusun oleh :
PUTERI FATIMAH PUJI LESTARI.H
YUYUN LESTARI
NURMIATI DAMIS
Kelas : XII IPA1 Putri
SMA NEGERI 1 BURAU
Tahun Pelajaran 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Alloh SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata pelajaran fisika dengan
membuat laporan praktikum tentang *konstanta pegas* yang telah kami lakukan.
Dalam penyusunan tugas atau laporan
ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan bapak guru, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Jalajja, 31 maret 2015
Penyusun
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada dari diri kita sendiri seperti
gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita pergunakan setiap hari
sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, salah satu contohnya adalah pegas yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari hari untuk kebutuhan tertentu.. Sebenarnya pegas ini juga
dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari pegas tersebut kita dapat menghitung pertambahan panjang pegas
berdasarkan beban yang di berikan.
B. Rumusan
Masalah
· Bagaimana
hubungan antara massa
dengan pertambahan panjang pegas?
C.
Tujuan
·
Menentukan
hubungan massa dengan konstanta pegas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka
panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar
pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan
kembali ke keadaan semula. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
karakteristik setiap pegas. Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan
konstanta pegas (k).
Hukum Hook menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya.
Hukum Hook menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya.
Secara matematis, hubungan antara besar gaya
yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut:
F = k x
Keterangan :
F = gaya yang bekerja (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas
Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang disusun seri atau paralel. Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas . Sehingga pertambahan total x adalah: x = x1 + x2.
Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan panjang masing-masing pegas sama. Yaitu: x1 = x2 = x3. dengan demikian: Kp = k1 + k2
Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hook hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya.
Sebelum diregangkan dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah diregangkan energi potensialnya berubah menjadi: E = kx2
F = k x
Keterangan :
F = gaya yang bekerja (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas
Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang disusun seri atau paralel. Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas . Sehingga pertambahan total x adalah: x = x1 + x2.
Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan panjang masing-masing pegas sama. Yaitu: x1 = x2 = x3. dengan demikian: Kp = k1 + k2
Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hook hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya.
Sebelum diregangkan dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah diregangkan energi potensialnya berubah menjadi: E = kx2
Jika sebuah benda diberikan gaya
maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang
menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas
hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali
seperti semula. Jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. Tapi
hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum Hooke dan batas
elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas
elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya
dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut
akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik
patah, maka benda tersebut akan patah.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi.
Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (misalnya besi), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah :
hari / tanggal : Senin, 30 maret 2015
waktu
: Pukul 08.30 s.d. 10.00 WITA
tempat :
Laboratorium Fisika, SMAN 1
BURAU
Judul Praktikum :
Konstanta Pegas
1.1.
Tujuan
Menentukan
hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
1.2.
Alat dan bahan
2. Beban pegas
- 0 gr
- 50 gr
- 100 gr
- 150 gr
- 200 gr
1.3.
Langkah percobaan
1.
siapkan semua alat dan bahan yang akan di
gunakan
2.
Sambungkan
ke 2 batang statif dengan menggunakan penyambung batang statif kemudian
rangkailah dasr statif, batang statif dan balok pendukung. Tancapkan steker
poros pada balok pendukung .
3.
Gantungkan pegas spiral pada steker poros. Kaitkan
beban pemberat pada ujung bawah pegas spiral
4.
Ukurlah pertambahan panjang pegas
5.
Tentukan harga perbandingan antara gaya
dengan perubahan panjang
1.4. Hasil
Percobaan
Dari praktikum yang telah di lakukan
sesuai dengan langkah-langkah diatas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel harga perbandingan antara gaya dengan perubahan
panjang pegas
Massa beban (gr)
|
Panjang pegas awal (cm)
|
Perubahan panjang(x) cm
|
0
|
7
|
0
|
50
|
7
|
11
|
80
|
7
|
14
|
100
|
7
|
16
|
150
|
7
|
21
|
160
|
7
|
22
|
260
|
7
|
32
|
1.5 ANALISA /
PEMBAHASAN
Pada tanggal 30 Maret 2015 telah diadakan sebuah praktikum
yang berjudul menentukan Konstanta pegas, yang dilaksanakan di laboraturium
Fisika SMA Negeri 1 Burau dan dibimbing oleh guru bidang studi yang
bertujuan Untuk melaksanakan sebuah praktikum, praktikan diberi waktu selama 2
jam untuk menyelesaikan praktikum. Untuk melaksanakan praktikum praktikum dituntut
untuk serius dan memiliki ketelitian yang tinggi supaya data yang diperoleh
benar dan efektif.
Pada penelitian ini, praktikan mendapatkan massa pada besi sebesar 50 gram atau 0,05 kg, selanjutnya massa beban sebesar 80 gram atau 0,08 kg, massa beban di tmabahkan sebesar 100 gram atau 0,01 kg, massa beban selanjutnya sebesar sebesar 150 gram atau 0,15 kg, massa beban sebesar 160 gram atau 0,16 kg. dan beban selanjutnya 260 .Lalu praktikan mencatat hasilnya pada tabel yang tersedia.
Untuk mengukur panjang awal pada pegas dalam praktikum ini praktikan menggunakan penggaris. Karena penggaris mempunyai ketelitian 0,1 mm selain itu penggaris juga mudah untuk dipahami. Sebaiknya penggaris yang digunakan harus panjang supaya lebih mudah dalam melakukan penghitungan. Panjang awal pada pegas yang didapat adalah 7 cm atau 0,07 m.
Dalam penelitian mencari panjang akhir harus dilakukan secara seksama dan teliti. Dalam penelitian yg selanjutnya praktikan mendapatkan panjang akhir pada pegas dengan beban besi sebesar 50 gr adalah 11 cm, panjang akhir pada beban 80 gr sebesar 14 cm. panjang akhir pada beban 100 gr sebesar 16 cm , panjang akhir pada beban 150 sebesar 21 cm, panjang akhir pada beban160 gr adalah 22 cm, dan panjang akhir pada beban 260 gr adalah 32 cm. Lalu praktikan mencatat hasilnya pada tabel yang tersedia.
Setelah praktikan selesai menghitung massa beban, panjang awal dan panjang akhir dari semua beban yang digunakan, selanjutnya praktikan menghitung besarnya ∆x atau selisih antara panjang akhir (Lt) dan panjang awal (Lo) dengan rumus: ∆x = Lt- Lo
Dengan menggunakan rumus tersebut praktikan dapat menghitung selisih panjang akhir (L) dan panjang awal(Lo) dan mencatat semua hasilnya pada lembar tabel yang tersedia yang nantinya ∆x akan digunakan untuk menghitung besarnya konstanta pegas dan besarnya energi potensial pegas.
Untuk menghitung besarnya konstanta pegas menggunakan rumus sebagai berikut: F = F………………………….1
M.g = k. ∆x………………2
k= m.g …………………...3
∆x
Dimana : F = Gaya pegas
M = Massa beban
g = Grafitasi bumi
k = konstanta pega
∆x = Selisih antara panjang akhir (Lt) dan panjang awal (Lo)
Sebelum menghitung semua nilai konstanta pegas, pastikan semua satuan yang telah diukur dalam satuan Sistem Internasional (SI), supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan memperlambat penyelesaian praktikum. Setelah memastikan semua data yang diperoleh dalam satuan SI, praktikan akan memulai menyelesaikan penghitungan.
Untuk mengitung nilai konstanta pegas adalah dengan memasukkan semua data yang telah diperoleh pada rumus konstanta pegas (k). Masukkan nila massa pada beban pertama (m1), grafitasi bumi ( g = 10 m/s) dan selisih panjang akhir dan panjang awal pada rumus konstanta pegas tersebut. Untuk mempermudah penghitungan semua data yang ada praktikan menggunakan kalkulator. Karena disamping cepat hasil yang didapat juga efisien. Caranya, masukkan nilai massa, grafitasi bumi dan selisih antara panjang akhir dan panjang awal .
Hasil dari penghitungan konstanta pegas pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Beban massa 50 gr
k= m.g
∆x
= 0,05.10 = 12,5
0,04
b. Beban massa 80 gr
k= m.g
∆x
= 0,08.10 = 11,4
0,07
Sebelum menghitung semua nilai konstanta pegas, pastikan semua satuan yang telah diukur dalam satuan Sistem Internasional (SI), supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan memperlambat penyelesaian praktikum. Setelah memastikan semua data yang diperoleh dalam satuan SI, praktikan akan memulai menyelesaikan penghitungan.
Untuk mengitung nilai konstanta pegas adalah dengan memasukkan semua data yang telah diperoleh pada rumus konstanta pegas (k). Masukkan nila massa pada beban pertama (m1), grafitasi bumi ( g = 10 m/s) dan selisih panjang akhir dan panjang awal pada rumus konstanta pegas tersebut. Untuk mempermudah penghitungan semua data yang ada praktikan menggunakan kalkulator. Karena disamping cepat hasil yang didapat juga efisien. Caranya, masukkan nilai massa, grafitasi bumi dan selisih antara panjang akhir dan panjang awal .
Hasil dari penghitungan konstanta pegas pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Beban massa 50 gr
k= m.g
∆x
= 0,05.10 = 12,5
0,04
b. Beban massa 80 gr
k= m.g
∆x
= 0,08.10 = 11,4
0,07
c. Beban massa 100
k= m.g
∆x
= 0,1.10 = 11,1
0,09
d. Beban massa 150
k= m.g
∆x
= 0,15.10 = 10,7
0,14
e. Beban massa 160
k= m.g
∆x
= 0,16.10 = 10,6
0,15
f. Beban massa 260
k= m.g
∆x
= 0,26.10 = 10,4
0,25
k= m.g
∆x
= 0,26.10 = 10,4
0,25
NO
|
Massa
Beban (kg)
|
Berat
Beban (N/Kg)
|
Perubahan
Panjang Pegas ∆x (m)
|
Konstantan
Pegas
|
1
|
0,05
|
0,5
|
0,04
|
12,5
|
2
|
0,08
|
0,8
|
0,05
|
11,4
|
3
|
0,1
|
1
|
0,09
|
11,1
|
4
|
0,15
|
0,15
|
0,14
|
10,7
|
5
|
0,16
|
0,16
|
0,15
|
10,6
|
6
|
0,26
|
0,26
|
0,25
|
10,4
|
Berdasarkan kajian teori yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa sebuah pegas yang diregangkan dengan satu gaya, maka pegas akan bertambah panjang. Jika gaya yang digunakan untuk menarik suatu kawat tidak terlalu besar, maka perpanjangan pegas adalah sebanding dengan gaya yang bekerja.
Semakin besar konstanta pegas
atau semakin kaku sebuah pegas, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk
menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas atau
semakin kecil konstanta pegas, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Konstanta pegas menggambarkan kekakuan pegas. Semakin besar konstanta
yang dimiliki, pegas semakin kaku dan semakin susah untuk diregangkan atau
ditekan. Begitu pula sebaliknya, jika konstanta pegas kecil, maka pegas
tersebut semakin mudah diregangkan atau ditekan.
Besarnya massa beban pada masing-masing benda ternyata sangat berpengaruh dalam pertambaan panjang pegas. Jika semakin besar massa beban, maka pegas akan semakin memanjang. Begitu juga sebaliknya jika semakin kecil besarnya massa benda maka tarikan pegas tidak terlalu panjang.
Jika massa beban diganti menjadi yang lebih besar maka pertambahan panjang pada pegas akan semakin besar adan akan berpengaruh pada hasil penghitungan konstanta pegas, yaitu konstanta pegas akan semakin besar. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertambahan panjang pegas, berbanding lurus dengan besar gaya tarik pada pegas, dan panjang pegas mula-mula, serta berbanding terbalik dengan luas penampang pegas dan kelenturan pegas.
Dari percobaan yang berjudul “Menentukan Konstanta Pegas (pegas)”, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda.
2.apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan maka pegas
tersebut akan kembali ke bentuk awalnya.
3. besarnya konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya
energi potensial pegas.
4.Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial
yang didapat juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka
semakin besar nilai energi potensial.
5.Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha
menghambat perubahan bentuknya dan cenderung mengenbalikanyya ke bentuk semula.
Benda yang memiliki sifat ini dinamakan dengan benda elastis.
6. Perubahan panjang suatu pegas berbanding lurus (linier)
dengan gaya tarik atau gaya tekan yang diberikan pada pegas tersebut.
7.semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula
konstanta pegasnya.
8. konstanta pegas berbanding lurus dengan massa dan
gravitasi bumi serta berbanding terbalik dengan ∆x.
9.jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya tidak
melebihi batas elastisitas pegas, pegas tersebut bertambah panjang sebanding
dengan besarnya gaya yang maka mempengaruhi pegas tersebut.
10.jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.
.
VIII. KRITIK DAN SARAN
Pada praktikum fisika yang telah dilaksanakan di laboraturium IPA, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. fasilitas diruang praktikum kurang memadai, sehingga saat siswa melakukan praktikum harus bergantian dan menunggu kelompok yang lain selesai menggunakan alat.
2. sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan harus dilengkapkan agar memudahkan untuk melakukan percobaan.
3. sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di dalam praktikum telah tersedia secara lengkap, sehingga waktu praktikum tidah habis untuk menyiapkan alat-alat praktikum.
4. sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, guru pembimbing mengawasi dengan tegas supaya situasi saat melakukanpraktikum tidak bising dan terjadi keributan.
.
VIII. KRITIK DAN SARAN
Pada praktikum fisika yang telah dilaksanakan di laboraturium IPA, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. fasilitas diruang praktikum kurang memadai, sehingga saat siswa melakukan praktikum harus bergantian dan menunggu kelompok yang lain selesai menggunakan alat.
2. sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan harus dilengkapkan agar memudahkan untuk melakukan percobaan.
3. sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di dalam praktikum telah tersedia secara lengkap, sehingga waktu praktikum tidah habis untuk menyiapkan alat-alat praktikum.
4. sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, guru pembimbing mengawasi dengan tegas supaya situasi saat melakukanpraktikum tidak bising dan terjadi keributan.
THANK YOU :)